Topik : Membangun Infrastruktur Transportasi Jalan Raya
Tujuan : Pengendalian Aliran Air
Judul : Drainase Jalan Raya
Tema : Hubungan Jalan Raya dan Air
Jalan merupakan infrastruktur transportasi yang sangat penting bagi manusia. Melalui jalan, manusia dapat berpindah maupun memindahkan barang, baik dengan berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan bermotor atau tanpa motor. Jalan menghubungkan suatu komunitas masyarakat di suatu wilayah dengan wilayah lain. Seiring dengan berkembangnya kebutuhan manusia, sistem jalan baik di perkotaan, di suatu kawasan, maupun antar kota dan provinsi berkembang pesat dari segi jumlah ruas jalan, panjang, maupun teknologi konstruksinya. Keberadaan dan kegunaan suatu jalan dapat dimanfaatkan sepanjang umur pakainya yang telah direncanakan apabila dirancang dengan memperhatikan berbagai aspek. Salah satu aspek penting konstruksi jalan raya yang menentukan umur pakai jalan tersebut sampai terjadinya kerusakan adalah hubungan jalan yang akan dibangun dengan air hujan yang jatuh ke permukaan jalan dan yang mengalir. Dalam perencanaan jalan raya, perlindungan jalan dari air permukaan dan air tanah sangat penting. Maka dari itu paper ini akan membahas secara singkat hubungan konstruksi jalan dengan sistem drainase (sistem pengaliran air hujan).
Air adalah kawan sekaligus musuh bagi konstruksi jalan. Hal ini berarti air dapat menjadi kawan bagi jalan karena sangat diperlukan dalam kegiatan konstruksi jalan dan musuh karena air merupakan salah satu perusak utama bagi konstruksi jalan. Secara umum para perancang jalan sangat menyadari kedahsyatan kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh air pada konstruksi jalan sehingga antisipasi secara cermat dalam upaya mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan konstruksi jalan oleh ³ulah´ air diperkirakan secara baik. Untuk merancang suatu jalan yang dapat bertahan selama umur pakai yang telah direncanakan secara maksimal, para perancang jalan perlu memikirkan aspek sistem pengaliran air (drainase) di sekitar jalan tersebut. Para perancang dalam membuat suatu konstruksi jalan perlu mengacu kepada Petunjuk Desain Drainase Permukaan Jalan yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Jalan Kota (Dirjen Bina Marga).
Di dalam petunjuk tersebut sistem drainase yang berhubungan dengan jalan raya dibedakan atas drainase permukaan dan drainase bawah permukaan. Drainase permukaan adalah sistem drainase yang berkaitan dengan pengendalian air permukaan. Drainase bawah permukaan adalah sistem drainase yang berkaitan dengan pengendalian air di bawah permukaan tanah. Sistem drainase permukaan berfungsi untuk mengalirkan air hujan secepat mungkin keluar dari permukaan jalan dan selanjutnya dialirkan lewat saluran samping menuju saluran pembuangan akhir, mencegah aliran air dari daerah pengaliran di sekitar jalan masuk ke perkerasan jalan, dan mencegah kerusakan lingkungan di sekitar jalan akibat aliran air. Beberapa prinsip umum sistem drainase permukaan adalah kemiringan melintang perkerasan dan bahu jalan, selokan samping, gorong-gorong, dan saluran penangkap. Pada tahap perencanaan harus dipikirkan bahwa sistem drainase permukaan yang akan dibuat tersebut harus efektif dan efisien, ekonomis dan aman, dan cukup mudah dalam pemeliharaannya. Di bawah ini diperlihatkan tabel kemiringan melintang normal beberapa jenis perkerasan jalan.
Tabel 1 Kemiringan Melintang Normal Beberapa Jenis Perkerasan Jalan
Gambar 1 Kemiringan Melintang Normal pada Daerah Datar dan Lurus
Selokan (saluran) samping merupakan saluran yang dibuat pada sisi kanan dan kiri jalan yang berfungsi untuk menampung dan mebuang air yang berasal dari permukaan jalan dan daerah pengaliran sekitar jalan. Dalam merancang saluran samping jalan harus diperhatikan pengaruh material untuk saluran tersebut dengan kecepatan rencana aliran yang ditentukan oleh sifat hidrolis penampang saluran (kemiringan saluran). Dalam merancang saluran samping pada suatu jalan harus sesuai dengan kriteria dalam merancang suatu infrastruktur keairan dari segi analisis hidrologi dan hidrolika.
Dalam mengalirkan air dari suatu sisi jalan ke sisi yang lain diperlukan gorong-gorong. Desain gorong-gorong harus memperhatikan faktor hidrolis dan struktural agar dapat mengalirkan air dengan baik dan memiliki daya dukung terhadap beban lalu lintas dan timbunan tanah. Hal yang perlu diperhatikan dalam merancang gorong-gorong pada suatu jalan adalah tipe, komposisi, dan penempatan gorong-gorong yang sesuai dengan Petunjuk Desain Drainase Permukaan Jalan yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Jalan Kota (Dirjen Bina Marga).
Gambar 3 Komponen Sistem Drainase Permukaan Jalan
Drainase bawah permukaan jalan berfungsi utk mencegah masuknya air dalam struktur jalan dan mengeluarkan air dari struktur jalan. Dalam merekayasa atau merancang sistem drainase di bawah permukaan jalan (sub-surface drainage) harus didasarkan pada fungsinya tersebut. Pengaruh air yg terperangkap didalam struktur perkerasan jalan antara lain, menurunkan kekuatan material butiran lepas dan tanah
subgrade, menyebabkan penyedotan pd perkerasan beton yg dpt menyebabkan retakan
dan kerusakan bahu jalan, tekanan hidrodinamik yg tinggi akibat pergerakan kendaraan, menyebabkan penyedotan material halus pada lapisan dasar perkerasan fleksibel yg mengakibatkan hilangnya daya dukung, kontak dgn air yg menerus dpt menyebabkan
penelanjangan campuran aspal dan daya tahan keretakan beton, menyebabkan perbedaan peranan pada tanah yg bergelombang. Dalam mengendalikan air pada perkerasan melalui drainase bawah permukaan dapat digunakan beberapa metode, yaitu pencegahan, pembuangan air, dan perkuatan perkerasan.
Selain perencanaan jalan yang disertai sistem drainase jalan yang baik, pemeliharaan infrastruktur tersebut harus diperhatikan untuk menanggulangi kerusakan yang diakibatkan oleh air yang mengurangi umur pakai jalan yang akan dibangun. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan jalan raya yang berhubungan dengan sistem drainase adalah cara penanggulangan air yang merembes dan memasuki permukaan jalan akibat kerusakan-kerusakan yang terjadi pada permukaan jalan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, merembesnya air ke dalam lapis permukaan jalan tentu akan memperburuk dan mempercepat laju kerusakan jalan tersebut. Menurut Manual Pemeliharaan Jalan No: 03/MN/B/1983 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, kerusakan jalan dapat dibedakan atas:
1. Retak berupa retak halus, retak kulit buaya, retak pinggir, retak sambungan bahu dan perkerasan, retak sambungan jalan, retak pelebaran jalan, retak refleksi, retak susut, dan retak selip.
2. Distorsi yang disebabkan oleh lemahnya tanah dasar, pemadatan yang kurang pada
lapis pondasi dan pemadatan akibat beban lalulintas.
3. Cacat permukaan
4. Pengausan
5. Kegemukan
4. Pengausan
5. Kegemukan
6. Penurunan pada bekas penanaman utilitas.
Oleh : Ferdinandus Gian Boruk
Fakultas : Teknik
Jurusan : Sipil
NIM : 10410020
Daftar pustaka
1. http : //www.bintek-nspm.com/download.desain-drainase-permukaan jalan.pdf
2. sutanto,2009,pedoman drainase jalan raya,jakarta,gramedia
Thank's Infonya Bray .. !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id